Sabtu, 05 Januari 2013

REVIEW JURNAL 2.2 Ekonomi Koperasi


ANALISIS DINAMIKA  ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN  KOPERASI SIMPAN PINJAM ETAM MANDIRI SEJAHTERA

Oleh :
 Midiansyah Effendi
Program Studi Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,  Universitas  Mulawarman, Samarinda 75123 

sumber:
https://agribisnisfpumjurnal.files.wordpress.com


III. HASIL DAN PEMBAHASAN

 A.  Analisis Dinamika Organisasi  Koperasi Etam Mandiri Sejahtera
 Tujuan organisasi koperasi simpan pinjam Etam Mandiri Sejahtera adalah menunjang program pemerintah  untuk memberikan  pelayan simpan pinjam kepada nasabah untuk golongan usaha kecil dan menengah; membuka peluang kesempatan kerja kepada tenaga kerja  lokal atau putera daerah yang potensial demi memajukan kesejahteraan masyarakatnya; dan  berusaha mengentaskan kemiskinan melalui kegiatan simpan pinjam.
 Organisasi adalah kumpulan dari manusia-manusia individu, dan yang melakukan kegiatan adalah manusia-manusia individu yang menjadi anggota suatu organisasi yang bersangkutan. Oleh karena itu meskipun unsur-unsur lain telah disusun secara baik, namunsemua itu masih tergantung pada manusia-manusia yang terlibat  dalam organisasi. Jumlah anggota organisasi  yang terdiri Pembina, Pengurus, Manajer dan Karyawan adalah 70 (tujuh puluh)  orang yang tersebar di 10 (sepuluh)cabang baik di Samarinda, Balikpapan, Penajam Paser Utara (PPU), dan Sangatta (Kutim). Setiap cabang terdiri dari  6 – 7 orang setiap cabang.    Kasus yang penulis amati pada salah satu cabang yang ada di Kantor Cabang Samarinda Seberang, terdiri dari 1 (satu) orang kepala cabang  yang berperan sebagai manajer cabang, 1 (satu) orang  tenaga administrasi, 1 (satu) orang tenaga kasir, dan 3 (tiga)  orang tenaga marketing. Pada tenaga marketing ada seorang yang sekaligus berperan sebagai kepala seksi kredit, sehingga jumlah anggota organisasi koperasi di cabang ini ada 6 (enam) orang. Tiap-tiap cabang komposisi anggotanya  berbeda tergantung luas wilayah yang menjadi kewenangan cabang, seperti yang di  Kantor Cabang Balikpapan Rapak anggota ada 7 (tujuh) orang, tergantung luas wilayah yang menjadi kewenangan cabang dan banyaknya segmen pasar nasabah.  Rata-rata tingkat pendidikan anggota organisasi koperas, baik Pembina, Pengurus dan Karyawan koperasi adalah 70 (tujuh puluh) % berpendidikan perguruan tinggi, dari yang S-2, S-1, D-3 dan D-2, sedangkan sisanya 30 (tiga puluh) % adalah tenaga lulusan SLTA  yang berpengalaman dibidang manajemen perbankan dan koperasi.
                Struktur organisasi koperasi simpan pinjam Etam Mandiri Sejahtera  sebanyak 23 orang  masing-masing :
(1). Badan Pembina sebanyak 2 (dua ) orang
(2). Ketua koperasi sebanyak 1 (satu) orang dan dibantu oleh 2 (dua) orang sekretaris.
(3). Badan Pengawas sebanyak 1 (satu) orang
(4). Audit Intern sebanyak 1 (satu) orang
(5). Manajer Utama sebanyak 1 (satu) orang
(6). Manajer Dana sebanyak 1 (satu) orang
(7). Manajer kredit sebanyak 1 (satu) orang
(8). Manajer Personalia/SDM sebanyak 1 (satu) orang
(9). Manajer Pengembangan Usaha sebanyak 1 (satu) orang
(10).Manajer Administrasi dan Keuangan sebanyak 1(satu) orang
(11).Kepala Cabang sebanyak 10 (sepuluh) orang yang mengepalai setiap cabang.
Fasilitas yang dipakai oleh koperasi simpan pinjam Etam Mandiri Sejahtera, saat ini menempati gedung perkantoran di beberapa Ruko yang sudah sangat memadai, sebagai contoh Kantor Pusat dan Cabang Utama, yang ada di Jalan DI Pandjaitan menempati Ruko City View dua lantai, yang berada sangat strategis di pertigaan  jalan kearah Samairnda Utara. 
Koperasi simpan pinjam Etam Mandiri Sejahtera, baik kantor pusat dan kantor cabang, berada pada tempat yang sangat strategis dilingkungan pusat-pusat kegiatan ekonomi seperti Ruko (Rumah dan Toko) dan pusat perbelanjaan. Berdasarkan letak secara fisik, sangat menguntungkan bagi suatu organisasi koperasi yang bergerak di bisnis simpan pinjam untuk berkembang, dan dapat berhubungan baik kemana saja, sehingga lebih mudah diketahui dan dikenal keberadaannya, dan dari segi letak organisasi secara fisik tergolong sangat baik.
Lingkungan sosial budaya meliputi tingkat homogenitas anggota, tingkat homogenitas sosial budaya organisasi dengan lingkungan, dan apakah lingkungan sosial budaya dapat menunjang tercapainya tujuan organisasi  atau tidak. Secara  keseluruhan  kita dapat menilai dari semboyan “  Menjadi mitra UKM Terpercaya”.
 Intensitas interaksi antara pimpinan memang sudah mencukupi dari yang diperlukan oleh organisasi,  sebab antar pimpinan  hampir setiap hari  dapat berbicara   tentang keadaan organisasi dan permasalahannya, karena setiap unit yang ada dibawahnya,  dapat berhubungan dengan baik dengan pimpinan koperasi bila ada permasalahan yang mendesak.
 Secara struktural jumlah anggota koperasi simpan pinjam Etam Mandiri Sejahtera sesuai kekomplekan organisasi. Secara  organisatoris koperasi ini  ini tidak terlalu besar, karena masih dalam pembentukan dan pengembangan  dengan jumlah pembina, pengurus dan anggotanya berjumlah 60 (enam puluh) orang.
                Rentang kendali mencakup banyaknya unit atau orang yang diawasi, siapa yang harus mengawasi dan bagaimana cara pengawasannya. Semakin sedikit anggota yang diawasi , semakin efektif rentang kendali, namun disisi lain, semakin sedikit rentang kendali  semakin tidak efisien. Oleh karena itu perlu dicari perpaduan berapa jumlah unit atau anggota yang dapat dikendalikan. Hal ini menyangkut kemampuan individu yang mengawasi dan juga kekompakan tugas unit atau individu yang diawasi.
 Kejelasan fungsi unit atau anggota yang diawasi terutama  organisasi yang bersifat komersial, terlebih koperasi disatu pihak membawa misi sosial, dilain pihak misi bisnis komersial, rentang kendali yang bersifat lini merupakan hal yang wajar dan merupakan keharusan agar unit-unit organisasi yang dibawah mudah diawasi dan dikontrol, tetapibila ada permasalahan yang mendesak akan  dibuat tim gabungan antara satu bagian dengan bagian lain, sehingga  identifikasi dan pemecahan masalahnya  menjadi lebih mudah dan tuntas. Jadi akhirnya secara terstruktur organisasi bersifat aspiratif, tetapi dari segi aksi bersifat lini.
Secara keseluruhan, sebenarnya tingkat hirarki yang sudah ada cukup baik, sesuai dengan tingkat administratif  dan strata organisasi yang sudah ditetapkan oleh pengurus koperasi. Struktur yang baik,  tidak menjamin terselenggaranya suatu reorganisasi dengan baik, efektivitas dan efisiensi lebih banyak tergantung dari individu yang mengelola dan menjadi anggota dalam organisasi, serta bagaimana proses pengelolaan organisasi tersebut dalam mencapai tujuan.
 Struktur  kewenangan mengatur siapa yang seharusnya mempunyai kewenangan dalam  organisasi. Struktur kewenangan ini dapat dibedakan dalam organisasi. Struktur kewenangan ini  dapat dibedakan atas struktur kewenangan  monomorphic  dan  poly morphic. Pada pola struktur kewenangan  monomorphic semua keputusan yang menyangkut organisasi biasanya berada ditangan pimpinan organisasi, disini manajer koperasi, sedangkan   poly morphic  kewenangan mengambil keputusan ditentukan oleh bagian  yang diberi kewenangan tersebut. Pola   polymorphic  akan memerlancar jalannya organisasi, namun tanpa koordinasi yang baik, maka akan membuat kacaunya organisasi.
 Pola pada  koperasi simpan pinjam Etam Mandiri Sejahtera ini,  struktur kewenangan dapat dibagi berdasarkan batasan  lini, artinya penanganan klaim atau pelaksanaan  kegiatan atas simpan pinjam dapat saja  diputuskan manajer cabang pada wilayah yang menjadi tanggungjawabnya.
Struktur komunikasi adalah pola komunikasi yang disusun dalam organisasi, meliputi  komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal yang ada dalam organisasi koperasi. Struktur komunikasi mempunyai peranan yang penting dalam organisasi, karena dengan pola itu, dirancang bagaimana komunikasi antar pimpinan dan bawahan, antara bawahan dengan atasan,  terutama dalam pengarahan perilaku  yang diharapkan  bagi organisasi  dalam mancapai tujuan. Dalam pengaturan itu, maka bentuk serangkaian norma atau aturan organisasi atau instruksi dari pimpinan kepada bawahan atau sebaliknya,  tanpa pola komunikasi  yang jelas dan efektif, maka ada kemungkinan anggota tidak berperilaku sesuai dengan tuntutan organisasi .
Kemampuan anggota untuk melakukan tugas haruslah diperhatikan dan diperhitungkan dalam pengalokasian  peran  anggota  yang memerankannya.  Kejelasan sifat tugas bagi seluruh anggota telah ada,   namun anggota yang mendapat tugas ini terutama staf yang belum dapat menjabarkan secara rinci dari tugas tersebut, sehingga untuk mereka sebaiknya dibuat serinci mungkin, agar  tujuan organisasi  dapat tercapai. Dalam hal ini koperasi simpan pinjam Etam Sejahtera Mandiri menekankan pentingnya kejelasan tugas untuk masing-masing bagian atau unit agar berjalan baik, jadiboleh dikata kejelasan tugas adalah baik.
                Koperasi simpan pinjam Etam Mandiri Sejahtera bagi unit marketing yang memberikan sumbangan yang besar terhadap keuntungan koperasi,  akan mendapatkan imbalan berupa insentif bulanan dan akan dibayarkan per triwulan. Insentif yang diberikan harus sesuai dengan kinerja yang diberikan terhadap organisasi, terkecuali  untuk pengurus dan pembina mendapatkan tunjangan jabatan untuk setiap tanggungjawab yang diberikannya.
Jarak psikologis pada koperasi simpan pinjam juga bersifat informal, artinya hubungan antara atasan dan bawahan adalah optimal, dimana kesadaran emosional untuk masing-masing tingkatan baik, sehingga saling menghargai satu sama lain dan terlihat bahwa mereka mempunyai hubungan emosional dan sosial yang sangat baik,  walaupun anggota organisasi  koperasi tersebut terdiri atas beberapa etnis  suku bangsa dan rasa nasionalisme sangat tergambar pada koperasi ini. Pembinaan fisik dan mental dari masing-masing anggota koperasi baik pembina, pengurus dan karyawan  berjalan baik. Dari uraian diatas dapat disimpulkan jarak psikologis antara anggota adalah baik dan optimal.
Disamping faktor taksonomi dan struktur organisasi yang merupakan kerangka,  dan individu (akan dibahas pada bagian berikutnya) yang merupakan isi dari kerangka organisasi  yang akan kita bahas secara mendalam, maka faktor proses organisasi yang  membahas proses yang terjadi dalam organisasi dalam rangka pengelolaan sumberdaya yang ada (manusia maupun non manusia) dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Interaksi yang terjadi antara taksonomi, struktur dan individu yang terlibat didalam organisasi menjadi topik pembahasan tentang proses organisasi.

 B.  Analisa Kepemimpinan
 Jenis kepemimpinan organisasi ini tergolong kepemimpinan formal (headshif) yaitu kepemimpinan karena adanyakeputusan dan pengangkatan. Penunjukkan ini dilakukan oleh dewan  pembina dan pengurus koperasi pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang dilakukan  di kantor pusat setiap tahun. Pada rapat anggoa tahunan inilah kedudukan masing-masing unit disesuaikan dengan prestasi bagi staf atau karyawan untuk menduduki suatu jabatan.  Sekarang yang berperan sebagai ketua koperasi simpan pinjam Etam Mandiri Sejahtera adalah ibu Dra. Hanna, dengan dibantu oleh sekretaris Eva Kiring, A.Md dan Dau Ifung. Tingkat penerimaan anggota  dan daya dukung jenis kepemimpinan ini dalam organisasi cukup baik. Untuk jenis kepemimpinan ini dalam organisasi koperasi ini cukup baik.
                Kepemimpinan menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut; Pimpinan koperasi Etam Mandiri Sejahtera adalah seorang penduduk lokal Kalimantan, berpenampilan menarik, familiar, dan ramah serta bijaksana, tugas yang diberikan  selalu memperhatikan atau mempertimbangkan  kemampuan anggota yang diberi tugas  dan disesuaikan  dengan imbalan  yang akan diberikan, sesuai dengan prestasi kerja  yang diberikan bagi organisasi.
                Aspek organisasi  koperasi Etam  Mandiri Sejahtera diklasifikasikan ke dalam organisasi tergolong sangat baik, hal ini dapat dilihat dari skor 20 responden yang didapat sebanyak 2740  dari toral skor keseluruhan 3000, dan berada pada kisaran (2500  –  3000),  hanya saja perlu lebih diperbaiki dimasa mendatang,  terutama menyangkut aspek taksonomi organisasi  dan aspek individu secara menyeluruh, agar dimasa mendatang akan menjadi lebih baik lagi.

 C.  Analisis  SWOT
                Analisa SWOT merupakan teknik penemuan yang amat sederhana  yang dapat membantu organisasi untuk memusatkan perhatian pada organisasi. Analisa ini berupa Strengths  (kekuatan-kekuatan);  Weakness (Kelemahan-kelemahan);  Opportunities (Kesempatan-kesempatan);  Threats  (Ancaman-ancaman) dalam organisasi. Dengan demikian kita dapat memperoleh gambaran tentang masalah-masalah yang mungkin kita hadapi sekarang ini atau dimasa mendatang. Serta sumber – sumber yang dapat kita gunakan untuk menghadapinya (Mitchel, 1998).
Kemudian menurut Barry Cushway  dan Derek Lodge (1995).  “SWOT” merupakan singkatan dari  Strengths (Kekuatan), Weakness (kelemahan),  Opportunities   (peluang atau kesempata) dan  Threats  (ancaman) dan dapat dijelaskan :
1.            Kekuatan adalah sebagai segi positif organisasi yang dapat membimbing kearah peluang yang lebih  luas, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan.
2.            Kelemahan adalah setiap kekurangan di dalam hal keakhlian dan sumberdaya organisasi. Pertimbangan perlu diberikan bagaimana dapat diobati, misalnya dengan pengambil-alihan, penggabungan atau pelatihan dan pengembangan.
3.            Peluang atau kesempatan menggambarkan peristiwa-peristiwa di lingkungan luar yang menungkinkan organisasi mendapatkan keuntungan. Hal ini timbul disebabkan oleh perubahan-perubahan teknologi, pasar dan produk, perundang-undangan dan sebagainya.
4.            Ancaman adalah bahaya atau masalah yang dapat menghancurkan kedudukan organisasi. Contoh peluncuran produk baru oleh pesaing, perubahan standar keamanan, perubahan model atau masalah-masalah yang timbul dengan pemasok atau pelanggan.
Kekuatan dan kelemahan berhubungan dengan perkembangan didalam organisasi,sedangkan peluang dan ancaman timbul terutama dari lingkungan luar organisasi.
 Pada taksonomi organisasi koperasi ini ada beberapa aspek yang dapat menjadi kekuatan bila dapat berperan secara berkesinambunan, dan dapat menjadi kekuatan besar dalam menentukan keberhasilan organisasi dimasa mendatang. Seperti filosofi dan tata nilai yang  berpedoman pada keinginan membantu  “Mitra UKM yang terpercaya”, artinya dalam tatanan kegiatan organisasi selalu menjadikan UKM golongan yang harus dibantu dan ini merupakan jumlah terbesar dalam lingkup dunia usaha di Kaltim, sehingga bila lapisan ini dapat terjangkau dan dipercaya oleh mereka (segmen UKM), maka bukan hal yang mustahil organisasi koperasi ini akan tumbuh berkembang dengan pesat. Komposisi anggota yang tidak terlalu banyak, mengingat organisasi koperasi   ini     masih   baru, akan memudahkan  dalam pengawasan dan pembinaan, sehingga akan menjadi kekuatan tersendiri, karena semua unit dalam struktur organisasi akan mudah diawasi dan dibina, akibatnya kinerja organisasi koperasi menjadi tinggi, dan menjadi kekuatan bagi organisasi ini. Struktur organisasi yang bersifat lini dan komponen-komponennya yang masih terbatas yaitu  dari ketua koperasi ke majaer utama, kemudian ke manajer unit dan garis komando akhir ke kepala cabang dimasing-masing unit, akan memudahkan mempermudah koordinasi dari masing-masing jenjang kebawahnya, sehingga apabila ada persoalan atau penyimpangan-penyimpanangan dalam hal kinerja atau perbuatan menyimpang,  akan mudah terpantau dan dapat segera diatasi. Peran teknologi yang sudah memadai, karena sudah merenggunakan sistem komputerisasi serta peralatan lain, yang  juga mendukung,  seperti telepon. dan facsimile akan memudahkan dalam hal pelaksanaan tugas rutin organisasi koperasi ini, sehingga tugas-tugas dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu, sehingga juga merupakan kekuatan bagi organisasi koperasi ini.  Lingungan fisik yang mendukung, seperti bangunan gedung, peralatan kantor yang memadai dan standar, juga akan mendukung keberhasilan organisasi.
Pada struktur organisasi yang menjadi kekuatan adalah ukuran organisasi,  rentang kendali, jumlah tingkat hirarki, struktur kewenangan, struktur status dan prestise dan jarak sosial yang tidak komplek, akan memudahkan berjalannya organisasi dengan baik.
Pada proses organisasi yang menjadi kekuatan adalah komunikasi, pengendalian, sosialisasi dan supervisi. Sosialisasi di dalam organisasi sangat memegang peranan penting, karena menyangkut memperkenalkan aturan dan tata nilai bagi anggota organisasi, sehingga setiap anggota akan tahu secara pasti,  apa yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya serta imbalan dan konsekwensinya untuk  kemajun organisasi. Pelaksanaan soialisasi di luar organisasi yang dilakukan melalui promosi  secara kontinyu adalah merupakan hal yang sangat strategis,  untuk memperkenalkan organisasi koperasi di tengah-tengah masyarakat, dan ini akan menjadi kekuatan yang sangat mendukung  kemajuan organisasi, bila dilihat dari penerimaan masyarakat terhadap organisasi koperasi tersebut.
Pada individu dalam organisasi, semua aspek belum menunjukkan kekuatan yang sempurna, berbeda dengan kepemimpinan dalam  organisasi yang menunjukkan kekuatan adalah gaya kepemimpinan yang bersifat demokratis,  berarti semua komponen baik pembina, pengurus dan karyawan akan bekerja dengan baik,  karena pengelolaan organisasi dilakukan secara terbuka dan professional, perbuatan pemimpin yang memperhatikan aspirasi bawahan dan sifat-sifat pemimpin yang penuh pengertian dalam memberikan tugas dan tanggungjawab  serta insentif yang sesuai dengan kinerjanya, merupakan hal yang mendorong suatu keberhasilan, bila pemimpin akan dicintai oleh bawahan dan komunitasnya.

Analisa SWOT organisasi Koperasi Simpan Pinjam Etam Mandiri Sejahtera
Kekuatan
Kelemahan
A. Taksonomi Organisasi :
1. Filosofi dan tata nilai
2. Komposisi anggota
3. Struktur Organisasi
4. Teknologi
5. Lingkungan fisik

B. Struktur Organisasi :
1. Ukuran
2. Rentang Kendali
3. Jumlah tingkat
hirarki
4. Struktur keuangan
5. Struktur Status dan
prestise
6. Jarak Psikologis

C. Proses Organiasai :
1. Komunikasi
2. Pengendalian
3. Sosialisasi
4. Supervisi

D.  Individu dalam
organisasi
 Semua aspek
mempunyai kekuatan
tetap belum sempurna

E. Kepemimpinan :
1. Gaya kepemimpinan
2. Yang harus dilakukan
pemimpin
3. Sifat-sifat pemimpin



A.  Taksonomi Organisasi
1. Tujuan Organisasi
2. Ciri-ciri
waktu/Komposisi
anggota



B.  Struktur Organisasi
1. Struktur
Komunuikasi
2. Struktur Tugas





C.  Proses Organisasi :
1. Hubungan antar
Peran
2. Koordinasi



D.  Individu dalam
Organisasi
Semua aspek masih
perlu diperbaiki

E.  Kepemimpinan
       1. Jenis
Kepemimpinan

Peluang
Ancaman
A.  Taksonomi Organisasi
1. Filosifi dan tata nilai
2. Komposisi anggota
3. Teknologi
4. Lingkungan fisik

B.  Struktur Organisasi 
1. Ukuran
2. Rentang Kendali
3. Jumlah Tingkatan
Hirarki
4. Struktur Kewenangan
5. Struktur Status
6. Jarak Psikologi

C.  Proses Organisasi
1. Komunikasi
2. Pengendalian
3. Sosialisasi
4. Supervisi

D.  Individu dalam
Organisasi Semua aspek belun dapat
menjadi peluang  yang
lebih baik.

E.  Kepemimpinan
1. Gaya Kepemimpinan
2. Yang harus dilakukan
oleh pemimpin
3. Sifat-sifat  pemimpin
A.  Taksonomi Organisasi
1. Tujuan Organisasi
2. Ciri-ciri waktu/Komposisi anggota

 B.  Struktur Organisasi
1. Struktur Komunuikasi
2. Struktur Tugas

 C.  Proses Organisasi :
1. Hubungan antar Peran
2. Koordinasi



D.  Individu dalam Organisasi
Semua aspek masih perlu diperbaiki

E.  Kepemimpinan
 1. Jenis
Kepemimpinan



 Pada taksonomi organisasi yang menjadi kelemahan adalah tujuan organisasi dan ciri-ciri  atau  komposisi anggota perlu dilihat, karena kelemahan pada tujuan orgnaisasi menyebabkan organisasi kurang memberikan arah pada pencapaian  tujuan yang harus ditempuh dan keberhasilan yang akan diraih. Tujuan yang terlalu ekstrim untuk mengejar nasabah sebanyak-banyaknya agar memperoleh keuntugan yang sebesar-besarnya  bagi organisasai, bila tidak terlaksana dengan baik akan menjadi kelemahan bagi organisasi, karena sebagai kopesasi tidaklah tepat kalau terlalu mengejar keuntungan, karena seperti kita ketahui  koperasi adalah oraganisasi ekonomi yang berwatak sosial,  artinya walaupun organisasi ini bekerja untuk mencari keuntungan dan efisiensi, tetapi sebagai organisasi koprerasi harus berwatak sosial dalam arti,  aktivitas yang dilakukan adanya keinginan membantu masyarakat ekonomi lemah untuk maju, misalnya memberi pelatihan dan bimbingan pada nasabah yang menjadi pelanggannya. Sedangkan ciri-ciri waktu yang perlu diperhatikan adalah lamanya pengabdian anggota, harus mendapatkan pengakuan (reward)  secara baik  dari organisasi. Hal ini jangan sampai terjadi adanya pengakuan dan penghargaan yang diberikan kepada anggota organisasi yang tidak sesuai dengan norma organisasi. Setiap individu harus mendaparkan reward,    harus sesuai kinerja dan prestasinya dan tidak bersifat subyektif. Apabila ini terjadi tentu akan menjadi kelemahan bagi organisasi, karena individu dalam organisasi menjadi tidak kompak, sehingga tujuan organisasi sulit tercapai.
Pada struktur organisasi yang perlu mendapatkan perhatian  adalah struktur komunikasi dan struktur tugas, dimana komunikasi sangat menentukan keberhasilan organisasi, mengingat organisasi koperasi ini bersifat bisnis simpan pinjam, yang berusaha mencari nasabah. Oleh karena itu tanpa adanya komunikasi yang baik antar anggota organisasi maupun dengan pelanggannya, sehingga sedikit saja kelemahan yang timbul akan menjadi kendala untuk kemajuan organisasi. Pada proses organisasi yang sangat berperan adalah pola hubungan antara peran dan pengkoordinasian. Struktur peran yang tidak jelas serta tumpang-tindihnya tugas yang diberikan,  akan mempersulit dalam hal pengkoordinasian tugas dan peran yang ditampilkan, sehingga tanpa adanya hubungan antar peran dan koordinasi yang baik, organisasi akan sulit berkembang.
Pada individu dalam organisasi hampir semua aspek mempunyai kelemahan sehingga perlu ditingkatkan. Jenis kepemimpinan juga memegang peranan penting untuk kemajuan organisasi. Jenis kepemimpinan kini yang dipegang  oleh seseorang yang demokratis, dipilih melalui mekasisme rapat anggota tahunan, namun dalam pelaksanaanya bersifat mutlak akan mematikan motivasi bawahan, sehingg hal ini dapat menjadi kelemahan, bila tidak  diperhatikan secara baik.
Pada taksonomi organisasi  yang menjadi peluang adalah filosofi dan tata nilai, komposisi anggota, teknologi dan lingkungan fisik. Ini disebabkan setiap items dari struktur organisasi merupakan kekuatan yang melahirkan  peluang. Pola struktur organisasi dari pimpinan sampai cabang bila berjalan dengan baik, sesuai dengan fungsi dan peranan masing-masing,  maka semua orang menaruh kepercayaan pada organisasi tersebut. Apalagi  bila ini bersifat bisnis, kepercayaan dapat menunjang keberhasilan organisasi. 
Pada struktur organisasi  yang menjadi peluang adalah ukuran organisasi, rentang kendali, jumlah tingkatan hirarki, struktur kewenangan, struktur tugas dan jarak psikologis. Kesemuanya ini juga dapat merupakan peluang, bila semua items berjalan baik,  karena struktur organisasi yang baik menentukan kemampuan organisasi tersebut.
Pada proses  organisasi yang dapat menjadi peluang adalah komunikasi, pengendalian, sosialisasi dan supervisi. Diantara yang terpenting adalah komunikasi dan sosialisasi. Komunikasi yang baik akan berpengaruh pada pelayanan terhadap pelanggan, demikin pula sosialisasi menentukan pula keberhasilan dalam menghimpun anggota atau pelanggan. Untuk kepemimpinan yang menjadi peluang adalah gaya kepemimpinan, perbuatan pemimpin dan sifat-sifat pemimpin. Gaya, perbuatan dan sifat pemimpin yang baik,  akan membawa organisasi kearah perbaikan secara berkesinambungan. Keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi atau kelompok sangat tergantung pada pemimpinnya dan motivasinya untuk memajukan organisasi. Tanpa pimpinan yang baik, maka organisasi sulit untuk meraih kesuksesan dimasa mendatang.
Pada taksonomi organisasi yang menjadi ancaman adalah tujuan organisasi, struktur organisasi. Ini disebabkan tujuan organisasi yang belum baik akan menjadi ancaman bagi pengembangan organisasi dimasa mendatang. Demikian pula  dengan struktur organisasi yang belum baik akan menjadi ancaman kelancaran pelaksanaan tugas  dalam organisasi,  sehingga terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas dan peranan, akhirnya produktivitas koperasi akan menurun. Pada struktur organisasi yang menjadi ancaman adalah struktur komunikasi  dan struktur tugas. Tanpa struktur komunikasi dan struktur tugas yang baik akan mengancam kelancaran tugas yang dilaksanakan. Berakibat organisasi koperasi ini akan sulit meraih lebih banyak nasabah simpan pinjam. Pada proses organisasi yang menjadi ancaman adalah pola hubungan antar peran dan koordinasi. Tanpa hubungan antar peran dan koordinasi yang baik,  maka  organisasi tersebut tidak solid dan pelaksanaan tugasnya akan tumpang tindih dan efektivitas kerja tidak tercapai. Hampir semua aspek dari  individu dalam organisasi  menjadi ancaman bila tidak dilaksanakan perbaikan, karena keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh orang-orang yang ada didalam organisasi. Untuk jenis kepemimpinan yang akan menjadi ancaman, bila pemilihan jenis kepemimpinan yang dilakukan tidak tepat. Jenis kepemimpinan yang bersifat lini, tidak akan menimbulkan inisiatif yang baik bagi anggota organisasi. Padahal kemampuan anggota organisasi dalam berinisiatif sangat menentukan keberhasilan organisasi  untuk mencapai tujuan dimasa mendatang. 

NAMA : RACHMA ANNASTARI
NPM   : 25211695

Tidak ada komentar:

Posting Komentar