STUDI PERAN SERTA WANITA DALAM PENGEMBANGANUSAHA KECIL MENENGAH DAN
KOPERASI
sumber :
III. METODA PENELITIAN
3.1. Lokasi
Studi ini dilaksanakan di lima
propinsi yaitu : Sumatera Barat, Jawa Barat,Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan
Kalimantan Barat.
3.2. Metode Penelitian dan Analisis Data
3.2.1. Metode Studi
Studi ini menggunakan metoda
survey, namun berbeda denganpenelitian konvensional, metodologi studi perempuan
pada umumnyadan penelitian yang perspektif gender pada khususnya merupakan penelitian
aksi participatory untuk perempuan (bukan penelitiantentang perempuan). Penelitian untuk perempuan, yaitu penelitianyang mencakup
kebutuhan, minat, pengalaman perempuan, sebagaiinstrument untuk meningkatkan
status kehidupan dankesejahteraannya (Duelli Klein, 1983). Untuk itu dibutuhkan perubahansebagai berikut
a). Perubahan Obyek Menjadi Subjek Penelitian,b).Topik penelitian, harus
berawal dari isu actual yang ditemukan dilapangan (grounded research), c).Alur
Penelitian dari Bawah ke Atas,d) Penelitian kualitatif, akomodatif antara
peneliti dan responden yangditeliti, untuk bekerja sama, saling menghormati,
saling bergantungdan saling membantu. Metode yang banyak dikembangkan adalahobservasi
partisipasi, e). Penempatan pengalaman pribadi sebagaisuatu material.
Tehnik pengumpulan data primer
dengan pengamatan dan diskusi,pengmatan
langsung di lapang, dengan menggunakan kuesioner. Datasekunder diperoleh
dari studi pustaka, Dinas Koperasi dan instansi terkait baik tingkat propinsi
maupun kabupaten berupapublikasi, dokumen, laporan kegiatan.
3.2.2. Penetapan Sampel dan
Responden
Penetapan kelompok usaha bersama
wanita (KUB), pelaku usahawanita diberbagai jenis usaha, asosiasi pengusaha
wanita, Pembina/pendampingan usaha, koperasi wanita atau koperasi lainnya yangpengurus/pengelolanya
sebagian besar wanita sebagai sample maupunrespondennya dilakukannya secara
sengaja (purposive sampling method)
3.2.3. Pengolahan dan Analisa
Data
Pengolahan data dilaksanakan
dengan cara tabulasi dan analisa datadilakukan
secara diskriftif reflektif
3.3. Ruang Lingkup
Aspek yang menjadi focus dalam
penelitian ini adalah:
- Identifikasi kompetensi wanita
dalam pengembangan usaha ataukewirausahaan, yang terdiri dari ; motif, sifat,
citra diri, peran social,pengetahuan, ketrampilan
- Identifikasi peran serta wanita
dalam berbagai kegiatan usaha dari berbagaisector usaha, kelompok usaha bersama
(KUB), koperasi wanita ataukoperasi lainnya yang pengelolanya sebagian besar
wanita
- Identifikasi kinerja KUB
wanita, kegiatan usaha wanita diberbagai jenisusaha, sosiasi usaha,
pendampingan usaha, koperasi wanita atau koperasilainnya yang pengelolanya sebagian besar wanita
- Identifikasi faktor pendorong
dan penghambat peran serta wanita dalampengembangan kegiatan usaha
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Kinerja Kelembagaan dan Usaha
Koperasi Sampel
Dari 10 koperasi sampel di 5
propinsi lokasi studi, hampir seluruhnya KoperasiWanita (9 koperasi), dan hanya
satu Koperasi jenis lainnya yaitu KSU (tabel1).
Kegiatan usaha pokok koperasi sampel adalah simpan pinjam, sedangkegiatan
usaha lain yang ditangani antara lain KCK, toko/ waserda, kantin/catering,
wartel/ kiospon, kredit barang dan konveksi. Pengurus Koperasisample berjumlah
3 sampai 6 orang , 5 Koperasi 5 Koperasi (50%)
telahmemiliki manager dengan pendidikan SLTA (3 kop: K1, K2 Jabar dan K1
Sulsel),dan S1 (2 Kopwan Jatim). Dari tenaga kerja (TK) yang dimiliki, 4
koperasicontoh termasuk kecii hanya
menggunakan tenaga kerja 1 sampai 3 orang,2 koperasi agak besar yaitu
menggunakan TK 6 an 9 orang dan 2 koperasitermasuk besar yaitu Kopwan Jatim
dengan tenaga kerja 66 orang ( K1) dan94 orang (K2). Curahan waktu pengurus
dalam mengelola Koperasi ada yangsecara sambilan : 3 sampai 4 jam per hari ( 3
koperasi ), namun kebanyakanfull time :
6 - 8 jam per hari (K1,K2 Kalbar dan K1 Sulsel), bahkan pengurusKopwan
Jatim 12 jam dan 15 jam per hari.Dilihat
dari jumlah anggota, 2 Koperasi contoh dapat dikategorikan koperasikecil, dengan jumlah anggota 60 dan 66 orang,
kategori koperasi sedang 2koperasi dengan anggota 129, dan 136 orang , 2 koperasi agak besar dengananggota 218 dan
342 orang,1 koperasi termasuk besar dengan anggota 518orang, dan 3 koperasi
termasuk sangat besar dengan anggota
1121 orang (K1 Sulsel) , 6349 orang ( K1 Jatim ) dan 9177 orang ( K2 Jatim).
Sedang dariperkembangan anggotanya , perkembangan anggota paling rendah K2 Jabar yaitu menurun 37,5 % dan
perkembangan paling tinggi adalah K2 Sumbar34,69 % dan K1 Jatim 35,67 %.
Tabel 1. Kinerja dan Perkembangan
Kelembagaan Koperasi Sampel
Tahun 1999 2000
Sumbar
KI K2
|
Jabar
KI K2
|
Jatim
K1 K2
|
Kalbar
K1 K2
|
Sulsel
K1 K2
|
||
1
2
3
4
5
6
|
Pengurus(orang)
Pendidikan Manager
TK (orang)
Curahan Waktu
Pengurus (jam)
Jml Anggota (orang)
Perkemb Anggota 1999 2000 (%)
|
3 3
-
2 1
3 4
342 66
3,01 34,69
|
6
5
SLTA SLTA
3
6
-
129
(37,5)
|
4
S1
94
15
6.349
35.67
|
6
-
-
6
60
(5.26)
|
5
SLTA
9
8
1.121
(3.2)
|
Tabel 2. Kinerja Usaha Koperasi Sampel Tahun 2000 dan
Perkembangannya pada Tahun 1999 2000
Sumbar
KI K2
|
Jabar
KI K2
|
Jatim
K1 K2
|
Kalbar
K1 K2
|
Sulsel
K1 K2
|
||
1
2
3
4
5
6
|
Pengurus(orang)
Pendidikan Manager
TK (orang)
Curahan Waktu
Pengurus (jam)
Jml Anggota (orang)
Perkemb Anggota 1999 2000 (%)
|
3 3
-
2 1
3 4
342 66
3,01 34,69
|
6
5
SLTA SLTA
3
6
-
129
(37,5)
|
4
S1
94
15
6.349
35.67
|
6
-
-
6
60
(5.26)
|
5
SLTA
9
8
1.121
(3.2)
|
Kinerja usaha 10 koperasi contoh
cukup beragam ( tabel 2 ), modal sendiri(MS)pada tahun 2000 dari paling rendah
sebesar Rp 3 juta (K1 Kalbar), dan palingtinggi Rp 7,5 M (K2 Jatim), dua koperasi yang memiliki MS antara 500 jutasampai hampir 1 M
yaitu K1 Jatim : Rp 947, 8 juta dan K1 Sulsel Rp 547,34juta. Dengan
demikian bila dilihat nilai MS maka K2 Jatim paling tinggi, sedangbila dilihat
dari perkembangan MS pada tahun 1999-2000, peningkatan palingtinggi adalah K2
Kalbar dan K1 Jatim ( 51,98% dan 46,36%).
Dilihat dari modal luar yang
dapat dihimpun, yang kebanyakan merupakansimpanan sukarela ataupun jenis
simpanan lainnya, dan sebagian pinjamandari perbankan, Koperasi yang paling
berhasil menghimpun dana adalah K1Sulsel sebesar Rp 2,1 M, kemudian K1 Jatim :
Rp 834, 65 juta dan K2 Jatim: Rp 818,28. Sedang bila dilihat dari peningkatan
modal luar pada tahun1999-2000,
peningkatan paling tinggi dicapai K1 Sumbar : 50,84% kemudianK2 Sulsel : 48,41%
dan K1 Jatim : 31,34%.
Dilihat dari volume usaha
(VU) yang dicapai dimana untuk koperasi
yangkegiatan pokoknya simpan pinjam, volume yang paling besar adalah pemberianpinjaman
pada anggota maupun non anggota yang mendapat rekomendasi,V.U. tertinggi
dicapai K2 Jatim : Rp 35,41 M, kemudian K2 Jatim : Rp 6,5 M,K1 Sulsel : Rp 2,6
M dan K2 Sumbar : Rp 1,1 M. Sedang bila dilihat daripeningkatan V Unya,
peningkatan paling tinggi adalah K1 Jabar : 83,02%,kemudian K1 Sulsel 60,16%,
K1 Jatim 58,25 % dan K2 Sumbar 39,22%.Adapun dari perolehan SHU ternyata K2
Jatim nilai SHUnya paling tinggi yaituRp 129,46 juta kemudian K1 Sulsel Rp 101,33 juta, K1 Jatim
Rp 52,87 juta,dan K2 Jabar Rp 20,13
juta. Dilihat dari perkembangan SHU pada tahun1999-2000: perkembangan tertinggi
K2 Kalbar 51,99 % kemudian K1 Jabar36,99 %, K2 Jatim 35,70% dan K1 Sumbar
33,10%.
Bila dikaitkan antara peningkatan
volume usaha dan SHU, K2 Jatim mengalamipeningkatan VU 37,84 % diikuti dengan
peningkatan SHU 35,79 %, K2 KalbarVU meningkat 36, 5% SHUnya meningkat 51,99 %
hal ini menunjukkankoperasi berjalan lebih efisien sehingga kenaikan VU diikuti
dengan kenaikanSHU. K1 Jatim VU nya meningkat 50,25 % SHUnya hanya meningkat
1,75 %, demikian halnya K1 Sullsel VU nya menigkat 60,16 % SHUnya hanyameningkat
9,58 %, menunjukkan koperasi tidak effisien, apalagi K2 SumbarVUnya meningkat
39,22% tapi SHUnya menurun 30,22%, demikian halnyaK2 Sulsel VUnya meningkat
13,4 % tapi SHUnya menurun 35,26 %.
4.2 Kinerja UKM contoh di lima
Propinsi
Usaha kecil wanita yang menjadi
sampel dalam penelitian ini 22 UK (Tabel 3dan 4 ) yaitu Jatim 2 UK, Jabar 6 UK, Kalbar 3 UK,
dua diantaranya adalahKUB, Sulsel 7 UK diantaranya 2 KUB dan Sumbar 4 UK,
Kebanyakan UKMcontoh telah memulai usahanya sejak t\ahun 1990an atau berumur
5-10 tahunyaitu sebanyak 16 UK, tahun 1980 an atau berumur 15-20 tahun 5 UKsatu
UK telah berumur 30 tahun. UKM wanita bergerak diberbagai macamkegiatan, kebanyakan adalah kegiatan yang membutuhkan
ketrampilanwanita, seperti konveksi, menjahit, memproduksi jeans,denim,
seragam, topi,salon, rias pengantin,
memproduksi aksesoris pengantin, pelaminan,memproduksi makanan seperti
roti atau kue basah/ kue kering, mie basah/mie kering, keripik sanjai,
pengolahan ikan, kerajinan seperti tenun ikat, tikar,tas, dompet, wartel, toko
dan sebagainya.
Dilihat dari pendidikan pelaku
usaha, sebagian besar (95,45%) pendidikannyasetingkat SLTP dan SLTA, hanya satu
(4,55%) contoh pelaku usaha yang pendidikannya S1. Curahan waktu yang digunakan
untuk mengelola usahaskitar 4 sampai 10 jam. Dalam hal penyerapan tenaga kerja,
karena UK sampelini kebanyakan adalah industri atau usaha rumah tangga,
penyerapan tenagakerja relatif masih kecil yaitu sekitar 2 sampai 15 orang,
adapun 4 UKM yangmemiliki 50 dan 60
tenaga kerja sebernarnya mereka adalah anggota kelompok
Untuk menjalankan usahanya, dari
22 UK sampel hanya 12 orang (54,54%)yang telah memanfaatkan modal luar atau
pinjaman untuk menjalankanusahanya, selebihnya (45,46%) menggunakan modal
swadaya. Modalswadaya yang digunakan sangat bervariasi mulai dari Rp 5 juta
sampai yangpaling tinggi Rp 385 juta. Omset yang dicapaipun sangat bervariasi
dari Rp 80juta per tahun sampai Rp 500 juta per tahun dengan catatan ada 8 UK
tidakdapat memberikan nilai omset yang dicapai, karena UKM belum melakukanpembukuan
secara baik . Kegiatan usaha UK sampel kinerjanya dapatdikatakan cukup baik dan
masih prospektif karena margin yang diperolehrata-rata 25,72% dengan margin tertinggi mencapai 60% dan
margin terendah10%.
No
|
Propinsi
|
Jml
Ukm
unit
|
Pendidikan
|
|
Curahan
Waktu
(jam
|
Kepemilikan
manajet
|
TK
(orang)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Sumbar
|
4
|
4
|
-
|
7-8
|
2
|
4-10
|
2
|
Jabar
|
3
|
3
|
-
|
7-10
|
-
|
2-15
|
3
|
Jatim
|
2
|
2
|
-
|
6-7
|
1
|
6
|
4
|
Kalbar
|
3
|
3
|
-
|
7-8
|
1
|
3-50
|
5
|
sulsel
|
7
|
6
|
1
|
5-10
|
2
|
4-60
|
|
|
22
|
20
|
1
|
|
6
|
|
4.3 Keberhasilan dan Kegagalan
Wanita Sebagai Pelaku Usaha
Keberhasilan wanita ditunjang
dari kelebihan-kelebihan wanita yangmerupakan
faktor dominan terhadap keberhasilannya sebagai pelaku usahaantara lain
telaten, jujur sehingga lebih dipercaya, ulet, sabar, teliti, cermat,serius,
tekun, berani mengambil resiko, tangguh, tidak mudah menyerah,memiliki jiwa
bisnis atau wira usaha, kemauan keras, semangat, dedikasidan loyalitas tinggi,
terbuka, bekerja dengan ikhlas, selalu
menjaga namabaik, tidak egois, disiplin dalam administrasi maupun pengelolaan
keuangan,yang mana kelebihan-kelebihan tersebut harus selalu dijaga dandikembangkan.
Sebaliknya wanita memiliki pula
kelemahan-kelemahan yang dapat menjadipenyebab kegagalannya sebagai pelaku
bisnis antara lain : memanfaatkankesempatan untuk kepentingan pribadi, tidak
berani mengambil resiko, kurangpercaya diri, atau terlalu percaya diri, terlalu
berambisi sehingga menanganiusaha diluar kemampuannya, wawasan sempit sehingga
kurang informasi,tidak bisa membagi waktu atas peran gandanya, sibuk dengan
urusan keluargasehingga curahan waktu untuk kegiatan usahanya minimal, kurang
sabar atauemosi tinggi, menetapkan keputusan dengan tergesa-gesa, masih
bergantungatau didominasi suami, consumtive, tidak terbuka, tidak
bersungguh-sungguh,yang mana kelemahan-kelemahan tersebut hendaknya
diminimalisir
4.4 Permasalahan Yang Dihadapi
dan Kiat Yang Dilakukan Koperasi atau UKM Dalam Pengembangan Usahanya
Permasalahan-permasalahan
yang dihadapi UKM maupun koperasi demikianpula UKMK wanita dapat mempengaruhi
kinerjanya, meskipun hal-hal tersebutmerupakan permasalahan klasik perlu
dicarikan pemecahannya.Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain kurang modal, lemahnyaSDM, kurang sarana/
prasarana, sulitnya akses ke perbankan, kurangmenguasai pasar, kurang menguasai
penggunaan teknologi, yang meskipunpelaku usaha wanita mempunyai kompetensi
lebih, perlu juga dicarikanjalan keluarnya secara lintas
sektoral atau terpadu.
4.5 Alasan Mengapa Wanita
Berkiprah Di Koperasi atau UKM
Pertanyaan apa alasan atau
motivasi wanita melakukan usaha, yaitu untukmenentukan apa yang ingin dicapai,
tujuan apa yang hendak dicapai, sertaproduk apa yang akan dihasilkan. Dari 32
responden wanita pelaku usaha,ternyata 31 orang (96,88 %)menyatakan ingin
mengurangi pengangguran ataumenciptakan lapangan usaha, kemudian ingin
meringankan beban keluarga10 orang (31,35%), ingin mengubah nasib 8 orang (25
%), ingin menjadi dirisendiri 5 orang (15,12%), lain-lain yaitu ingin
mengembangkan orang lain,agar berguna bagi orang lain, meningkatkan
kesejahteraan anggota koperasisebanyak 3 orang (31,35 %). serta yang menjawab
ingin kaya hanya 1 orang.Banyaknya motivasi wanita melakukan usaha karena ingin
mengurangipengangguran atau menciptakan lapangan usaha, menunjukkankesadaran
dari wanita atas kondisi pengangguran
yang semakin meningkat,adanya kesadaran dari wanita untuk menciptakan
pekerjaan bukan mencaripekerjaan.
4.7 Pemanfaatan Teknologi Dan
Pemikiran Diversifikasi Usaha
Teknologi sangat bermanfaat dalam rangka
pengembangan usaha, baik dalamrangka peningkatan kualitas maupun kuantitas
karena dengan teknologipekerjaan berjalan secara otomatis akan mempersingkat
waktu, mungkin bisamenekan biaya, dan meningkatkan kualitas produk. Atas
pertanyaan pemanfaatan teknologi, dari 32 responden ternyata 24 orang ( 75 %)menggunakan
teknologi dan selebihnya 8 orang ( 25 % ) tidak memanfaatkan teknologi
Teknologi yang telah dimanfaatkan
responden antara lain computer untuk usahasimpan pinjam, wartel, mesin jahit,
microwave, sarana angkutan, alat penangkapikan dengan tenaga surya, mesin photo
copy, dan sebagainya. Sedang yangbelum memanfaatkan teknologi karena memang
kegiatan usahanya belummemerlukan teknologi modern, namun ada juga yang
sebetulnya membutuhkanbelum bisa memanfaatkan karena kendala keuangan sehingga
teknologitersebut belum terjangkau.
Sejalan dengan optimisme pelaku
usaha dan kepercayaan ataskemampuannya, ternyata dari 32 responden 23 orang
(71,85%)menyatakanselalu memikirkan tentang
diversifikasi usaha, 7 orang (21,88%) menyatakankadang-kadang, dan hanya
2 orang (6,25%) tidak pernah memikirkan tentangdiversifikasi usaha.
Diversifikasi usaha yang akan dilakukan
pelaku usahaantara lain K1 Sulsel ingin membantu pemasaran produk kerajinan
kelompok-kelompok prouktif yang dibinanya, dan UK ingin memanfaatkan bahan bakuyang
ada di wilayahnya, membuka unit-unit usaha baru tentu saja disesuaikandengan
ketrampilan dan kemampuan yang dimilikinya. Pemikiran terhadapdiversifikasi
usaha mungkin juga disebabkan karena usaha yang digeluti sudahjenuh.
4.8 Hubungan Kerja Antara Pimpinan/ Pelaku Usaha
Dengan Bawahan/Sejawat dan Mitra Usaha
Hubungan kerja pimpinan/ pelaku
usaha dengan anak buah/ staf/ manajeratau dengan sejawat seperti dalam koperasi
dengan Badan Pengawas hampirseluruhnya: 28 orang (87,5%) menyatakan tidak ada
kesulitan, yangmenyatakan pernah ada kesulitan 2 orang (6,25 %) dan
kadang-kadang 2 orang (6,25%). Tidak adanya kesulitan dalam hubungan kerja
dengan bawahanadalah wajar karena sampel dalam penelitian ini koperasinya juga
tidak terlalubesar, paling banyak menggunakan tenaga kerja 66 dan 94 orang
yaitu K1dan K2 di Jawa Timur sedang
usaha kecil yang dijadikan sampel juga usaharumah tangga yang menyerap tenaga
kerja 4-10 orang dan paling banyak 15 orangDalam hal hubungan dengan mitra
usaha, dalam penelitian ini ternyata dari32 responden yang menyatakan tidak ada
kendala 19 orang (59,38 %), sedangyang ada kendala 13 orang (40,62%). Kendala
hubungan dengan mitra usahakebanyakan yang banyak diperlukan adalah kemitraan
dengan BUMN atauBUMS belum jalan, pembayaran tidak tepat waktu, kesulitan dalam
penagihancicilan pada anggota, dan lain sebagainya.
4.9 Kebutuhan Peningkatan
Pengetahuan dan KetrampilanDalam hal peningkatan pengetahuan, materi yang
paling banyak diminati pelakuusaha wanita adalah pemasaran dan bisnis 20 orang
( 62,5 %), perilakukonsumen atau pelanggan 17 orang ( 53,12 %), lingkungan
strategis 15responden, kemudian trend baru, hukum, dan perundang-undangan
masing-masing 11 orang (46,88%), dan hanya satu orang (3,12%) yang tertarik
tentanglaporan keuangan dan akuntansi.
Dalam hal peningkatan
ketrampilan, yang banyak dibutuhkan oleh pelakuusaha wanita adalah mengenai
peningkatan ketrampilan manajerial: 20 orang(62,5%), memasarkan produk :17
orang ( 53,12 %), penggunaan teknologidan
sumber daya masing-masing: 16 orang (50 %), kemudian melakukaninovasi sesuai
dengan kegiatan usahanya 15 orang (46,88%), danmemproduksi barang dan jasa : 12
orang (37,5 %).
4.10 Persepsi Terhadap Citra Diri
Dan Kompetensi Pelaku Usaha
Dari 32 responden pimpinan atau
pelaku usaha kecil dan pengurus koperasiwanita yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini, ternyata 23 orang (71,88%)kepemimpinannya bersifat partisipatif
yaitu dalam mengambil keputusanmeminta pendapat, masukan, dan saran dari staf
atau anak buah dan 9 orang(28,12%) kepemimpinannya bersifat semi partisipatif
yaitu dalam pengambilankeputusan mendengarkan pendapat, masukan, dan saran dari
staf atau anakbuah meskipun keputusan tetap ditangani pimpinan sendiri.
Penelitian terhadap citra diri
pimpinan pelaku UKM dan pengurus koperasiyang terdiri dari kejujuran, tanggung
jawab, keterbukaan, kepedulian, respek,dan disiplin, dari 32 responden yang
dinilai, ternyata dalam hal kejujuran 22orang (68,75%) dinilai baik, 2 orang
(6,25%) dinilai sedang, selebihnya: 8orang (25 %) dinilai kurang. Dalam hal
tanggung jawab 28 orang (87,5%)dinilai baik, 4 orang (22,5%) dinilai sedang,
dari segi keterbukaan 24 orang(75 %) dinilai baik, 7 orang (21,88%) dinilai
sedang, dan 1 orang (3,12%)dinilai kurang. Dalam hal kepedulian 23 orang
(71,88%) dinilai baik, 9 orang(39,13%) dinilai sedang, dalam hal respek 18
orang (25%) dinilai baik dan 14orang (43,75%) dinilai sedang, dan dalam hal
disiplin 22 orang (68,75%) dinilaibaik, 10 orang (31,25%) dinilai sedang.
Dengan demikian hampir semuaunsur citra
diri pelaku usaha dinilai baik dan sedang.
Dari kompetensinya, seluruhnya
responen memiliki sifat ulet, yang
memilikisifat berani mengambil resiko 26 orang (81,25%), yang kreatif 23 orang(71,88%),
yang proaktif menghadapi perubahan 21 orang (65,62%), yangmemiliki jiwa besar
25 orang (78,12%), yang memiliki percaya diri tinggi 27orang (84,38%), yang
tegar atau tidak mudah putus asa 26 orang (81,25%),dan seluruhnya (100%)
bersifat ekstrovet (terbuka). Dengan demikian dari 32pelaku usaha wanita yang dinilai belum seluruhnya memiliki
kompetensi yangseharusnya dimiliki seorang pelaku usaha atau wirausaha yaitu
masih adayang tidak berani mengambil resiko, tidak kreatif, tidak proaktif
menghadapiperubahan, tidak berjiwa besar, kurang percaya diri, dan tidak tegar
atau mudahputus asa.
NAMA : RACHMA ANNASTARI
NPM : 25211695
Tidak ada komentar:
Posting Komentar