ANALISIS DINAMIKA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN KOPERASI SIMPAN PINJAM ETAM MANDIRI SEJAHTERA
Oleh :
Midiansyah Effendi
Program Studi Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman, Samarinda 75123
sumber:
https://agribisnisfpumjurnal.files.wordpress.com
sumber:
https://agribisnisfpumjurnal.files.wordpress.com
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Analisis Dinamika Organisasi
Koperasi Etam Mandiri Sejahtera
Tujuan organisasi koperasi simpan pinjam Etam
Mandiri Sejahtera adalah menunjang program pemerintah untuk memberikan pelayan simpan pinjam kepada nasabah untuk
golongan usaha kecil dan menengah; membuka peluang kesempatan kerja kepada
tenaga kerja lokal atau putera daerah
yang potensial demi memajukan kesejahteraan masyarakatnya; dan berusaha mengentaskan kemiskinan melalui
kegiatan simpan pinjam.
Organisasi adalah kumpulan dari
manusia-manusia individu, dan yang melakukan kegiatan adalah manusia-manusia
individu yang menjadi anggota suatu organisasi yang bersangkutan. Oleh karena
itu meskipun unsur-unsur lain telah disusun secara baik, namunsemua itu masih
tergantung pada manusia-manusia yang terlibat
dalam organisasi. Jumlah anggota organisasi yang terdiri Pembina, Pengurus, Manajer dan
Karyawan adalah 70 (tujuh puluh) orang
yang tersebar di 10 (sepuluh)cabang baik di Samarinda, Balikpapan, Penajam
Paser Utara (PPU), dan Sangatta (Kutim). Setiap cabang terdiri dari 6 – 7 orang setiap cabang. Kasus yang penulis amati pada salah satu
cabang yang ada di Kantor Cabang Samarinda Seberang, terdiri dari 1 (satu)
orang kepala cabang yang berperan
sebagai manajer cabang, 1 (satu) orang
tenaga administrasi, 1 (satu) orang tenaga kasir, dan 3 (tiga) orang tenaga marketing. Pada tenaga marketing
ada seorang yang sekaligus berperan sebagai kepala seksi kredit, sehingga
jumlah anggota organisasi koperasi di cabang ini ada 6 (enam) orang. Tiap-tiap
cabang komposisi anggotanya berbeda
tergantung luas wilayah yang menjadi kewenangan cabang, seperti yang di Kantor Cabang Balikpapan Rapak anggota ada 7
(tujuh) orang, tergantung luas wilayah yang menjadi kewenangan cabang dan banyaknya
segmen pasar nasabah. Rata-rata tingkat
pendidikan anggota organisasi koperas, baik Pembina, Pengurus dan Karyawan
koperasi adalah 70 (tujuh puluh) % berpendidikan perguruan tinggi, dari yang
S-2, S-1, D-3 dan D-2, sedangkan sisanya 30 (tiga puluh) % adalah tenaga
lulusan SLTA yang berpengalaman dibidang
manajemen perbankan dan koperasi.
Struktur
organisasi koperasi simpan pinjam Etam Mandiri Sejahtera sebanyak 23 orang masing-masing :
(1). Badan Pembina sebanyak 2
(dua ) orang
(2). Ketua koperasi sebanyak 1
(satu) orang dan dibantu oleh 2 (dua) orang sekretaris.
(3). Badan Pengawas sebanyak 1
(satu) orang
(4). Audit Intern sebanyak 1
(satu) orang
(5). Manajer Utama sebanyak 1
(satu) orang
(6). Manajer Dana sebanyak 1
(satu) orang
(7). Manajer kredit sebanyak 1
(satu) orang
(8). Manajer Personalia/SDM
sebanyak 1 (satu) orang
(9). Manajer Pengembangan Usaha
sebanyak 1 (satu) orang
(10).Manajer Administrasi dan
Keuangan sebanyak 1(satu) orang
(11).Kepala Cabang sebanyak 10
(sepuluh) orang yang mengepalai setiap cabang.
Fasilitas yang
dipakai oleh koperasi simpan pinjam Etam Mandiri Sejahtera, saat ini menempati
gedung perkantoran di beberapa Ruko yang sudah sangat memadai, sebagai contoh Kantor
Pusat dan Cabang Utama, yang ada di Jalan DI Pandjaitan menempati Ruko City
View dua lantai, yang berada sangat strategis di pertigaan jalan kearah Samairnda Utara.
Koperasi
simpan pinjam Etam Mandiri Sejahtera, baik kantor pusat dan kantor cabang,
berada pada tempat yang sangat strategis dilingkungan pusat-pusat kegiatan
ekonomi seperti Ruko (Rumah dan Toko) dan pusat perbelanjaan. Berdasarkan letak
secara fisik, sangat menguntungkan bagi suatu organisasi koperasi yang bergerak
di bisnis simpan pinjam untuk berkembang, dan dapat berhubungan baik kemana
saja, sehingga lebih mudah diketahui dan dikenal keberadaannya, dan dari segi
letak organisasi secara fisik tergolong sangat baik.
Lingkungan
sosial budaya meliputi tingkat homogenitas anggota, tingkat homogenitas sosial
budaya organisasi dengan lingkungan, dan apakah lingkungan sosial budaya dapat
menunjang tercapainya tujuan organisasi
atau tidak. Secara keseluruhan kita dapat menilai dari semboyan “ Menjadi mitra UKM Terpercaya”.
Intensitas interaksi antara pimpinan memang
sudah mencukupi dari yang diperlukan oleh organisasi, sebab antar pimpinan hampir setiap hari dapat berbicara tentang keadaan organisasi dan
permasalahannya, karena setiap unit yang ada dibawahnya, dapat berhubungan dengan baik dengan pimpinan
koperasi bila ada permasalahan yang mendesak.
Secara struktural jumlah anggota koperasi
simpan pinjam Etam Mandiri Sejahtera sesuai kekomplekan organisasi. Secara organisatoris koperasi ini ini tidak terlalu besar, karena masih dalam
pembentukan dan pengembangan dengan
jumlah pembina, pengurus dan anggotanya berjumlah 60 (enam puluh) orang.
Rentang
kendali mencakup banyaknya unit atau orang yang diawasi, siapa yang harus
mengawasi dan bagaimana cara pengawasannya. Semakin sedikit anggota yang
diawasi , semakin efektif rentang kendali, namun disisi lain, semakin sedikit
rentang kendali semakin tidak efisien.
Oleh karena itu perlu dicari perpaduan berapa jumlah unit atau anggota yang dapat
dikendalikan. Hal ini menyangkut kemampuan individu yang mengawasi dan juga
kekompakan tugas unit atau individu yang diawasi.
Kejelasan fungsi unit atau anggota yang
diawasi terutama organisasi yang
bersifat komersial, terlebih koperasi disatu pihak membawa misi sosial, dilain
pihak misi bisnis komersial, rentang kendali yang bersifat lini merupakan hal
yang wajar dan merupakan keharusan agar unit-unit organisasi yang dibawah mudah
diawasi dan dikontrol, tetapibila ada permasalahan yang mendesak akan dibuat tim gabungan antara satu bagian dengan
bagian lain, sehingga identifikasi dan
pemecahan masalahnya menjadi lebih mudah
dan tuntas. Jadi akhirnya secara terstruktur organisasi bersifat aspiratif,
tetapi dari segi aksi bersifat lini.
Secara
keseluruhan, sebenarnya tingkat hirarki yang sudah ada cukup baik, sesuai
dengan tingkat administratif dan strata
organisasi yang sudah ditetapkan oleh pengurus koperasi. Struktur yang
baik, tidak menjamin terselenggaranya
suatu reorganisasi dengan baik, efektivitas dan efisiensi lebih banyak tergantung
dari individu yang mengelola dan menjadi anggota dalam organisasi, serta
bagaimana proses pengelolaan organisasi tersebut dalam mencapai tujuan.
Struktur
kewenangan mengatur siapa yang seharusnya mempunyai kewenangan
dalam organisasi. Struktur kewenangan
ini dapat dibedakan dalam organisasi. Struktur kewenangan ini dapat dibedakan atas struktur kewenangan monomorphic
dan poly morphic. Pada pola
struktur kewenangan monomorphic semua
keputusan yang menyangkut organisasi biasanya berada ditangan pimpinan
organisasi, disini manajer koperasi, sedangkan
poly morphic kewenangan mengambil
keputusan ditentukan oleh bagian yang
diberi kewenangan tersebut. Pola
polymorphic akan memerlancar
jalannya organisasi, namun tanpa koordinasi yang baik, maka akan membuat
kacaunya organisasi.
Pola pada
koperasi simpan pinjam Etam Mandiri Sejahtera ini, struktur kewenangan dapat dibagi berdasarkan
batasan lini, artinya penanganan klaim
atau pelaksanaan kegiatan atas simpan
pinjam dapat saja diputuskan manajer
cabang pada wilayah yang menjadi tanggungjawabnya.
Struktur
komunikasi adalah pola komunikasi yang disusun dalam organisasi, meliputi komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal
yang ada dalam organisasi koperasi. Struktur komunikasi mempunyai peranan yang
penting dalam organisasi, karena dengan pola itu, dirancang bagaimana
komunikasi antar pimpinan dan bawahan, antara bawahan dengan atasan, terutama dalam pengarahan perilaku yang diharapkan bagi organisasi dalam mancapai tujuan. Dalam pengaturan itu,
maka bentuk serangkaian norma atau aturan organisasi atau instruksi dari
pimpinan kepada bawahan atau sebaliknya,
tanpa pola komunikasi yang jelas
dan efektif, maka ada kemungkinan anggota tidak berperilaku sesuai dengan
tuntutan organisasi .
Kemampuan
anggota untuk melakukan tugas haruslah diperhatikan dan diperhitungkan dalam
pengalokasian peran anggota
yang memerankannya. Kejelasan
sifat tugas bagi seluruh anggota telah ada,
namun anggota yang mendapat tugas ini terutama staf yang belum dapat
menjabarkan secara rinci dari tugas tersebut, sehingga untuk mereka sebaiknya
dibuat serinci mungkin, agar tujuan
organisasi dapat tercapai. Dalam hal ini
koperasi simpan pinjam Etam Sejahtera Mandiri menekankan pentingnya kejelasan
tugas untuk masing-masing bagian atau unit agar berjalan baik, jadiboleh dikata
kejelasan tugas adalah baik.
Koperasi
simpan pinjam Etam Mandiri Sejahtera bagi unit marketing yang memberikan sumbangan
yang besar terhadap keuntungan koperasi,
akan mendapatkan imbalan berupa insentif bulanan dan akan dibayarkan per
triwulan. Insentif yang diberikan harus sesuai dengan kinerja yang diberikan
terhadap organisasi, terkecuali untuk
pengurus dan pembina mendapatkan tunjangan jabatan untuk setiap tanggungjawab
yang diberikannya.
Jarak
psikologis pada koperasi simpan pinjam juga bersifat informal, artinya hubungan
antara atasan dan bawahan adalah optimal, dimana kesadaran emosional untuk
masing-masing tingkatan baik, sehingga saling menghargai satu sama lain dan
terlihat bahwa mereka mempunyai hubungan emosional dan sosial yang sangat
baik, walaupun anggota organisasi koperasi tersebut terdiri atas beberapa
etnis suku bangsa dan rasa nasionalisme
sangat tergambar pada koperasi ini. Pembinaan fisik dan mental dari masing-masing
anggota koperasi baik pembina, pengurus dan karyawan berjalan baik. Dari uraian diatas dapat
disimpulkan jarak psikologis antara anggota adalah baik dan optimal.
Disamping
faktor taksonomi dan struktur organisasi yang merupakan kerangka, dan individu (akan dibahas pada bagian
berikutnya) yang merupakan isi dari kerangka organisasi yang akan kita bahas secara mendalam, maka
faktor proses organisasi yang membahas
proses yang terjadi dalam organisasi dalam rangka pengelolaan sumberdaya yang
ada (manusia maupun non manusia) dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Interaksi yang terjadi antara taksonomi, struktur dan individu yang terlibat
didalam organisasi menjadi topik pembahasan tentang proses organisasi.
B.
Analisa Kepemimpinan
Jenis kepemimpinan organisasi ini tergolong
kepemimpinan formal (headshif) yaitu kepemimpinan karena adanyakeputusan dan
pengangkatan. Penunjukkan ini dilakukan oleh dewan pembina dan pengurus koperasi pada Rapat
Anggota Tahunan (RAT) yang dilakukan di
kantor pusat setiap tahun. Pada rapat anggoa tahunan inilah kedudukan
masing-masing unit disesuaikan dengan prestasi bagi staf atau karyawan untuk
menduduki suatu jabatan. Sekarang yang
berperan sebagai ketua koperasi simpan pinjam Etam Mandiri Sejahtera adalah ibu
Dra. Hanna, dengan dibantu oleh sekretaris Eva Kiring, A.Md dan Dau Ifung.
Tingkat penerimaan anggota dan daya
dukung jenis kepemimpinan ini dalam organisasi cukup baik. Untuk jenis
kepemimpinan ini dalam organisasi koperasi ini cukup baik.
Kepemimpinan
menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut; Pimpinan koperasi Etam Mandiri Sejahtera
adalah seorang penduduk lokal Kalimantan, berpenampilan menarik, familiar, dan
ramah serta bijaksana, tugas yang diberikan
selalu memperhatikan atau mempertimbangkan kemampuan anggota yang diberi tugas dan disesuaikan dengan imbalan yang akan diberikan, sesuai dengan prestasi kerja yang diberikan bagi organisasi.
Aspek
organisasi koperasi Etam Mandiri Sejahtera diklasifikasikan ke dalam
organisasi tergolong sangat baik, hal ini dapat dilihat dari skor 20 responden
yang didapat sebanyak 2740 dari toral
skor keseluruhan 3000, dan berada pada kisaran (2500 –
3000), hanya saja perlu lebih
diperbaiki dimasa mendatang, terutama
menyangkut aspek taksonomi organisasi
dan aspek individu secara menyeluruh, agar dimasa mendatang akan menjadi
lebih baik lagi.
C.
Analisis SWOT
Analisa
SWOT merupakan teknik penemuan yang amat sederhana yang dapat membantu organisasi untuk
memusatkan perhatian pada organisasi. Analisa ini berupa Strengths (kekuatan-kekuatan); Weakness (Kelemahan-kelemahan); Opportunities (Kesempatan-kesempatan); Threats
(Ancaman-ancaman) dalam organisasi. Dengan demikian kita dapat
memperoleh gambaran tentang masalah-masalah yang mungkin kita hadapi sekarang
ini atau dimasa mendatang. Serta sumber – sumber yang dapat kita gunakan untuk
menghadapinya (Mitchel, 1998).
Kemudian
menurut Barry Cushway dan Derek Lodge
(1995). “SWOT” merupakan singkatan
dari Strengths (Kekuatan), Weakness
(kelemahan), Opportunities (peluang atau kesempata) dan Threats
(ancaman) dan dapat dijelaskan :
1. Kekuatan adalah sebagai segi positif organisasi yang
dapat membimbing kearah peluang yang lebih
luas, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan.
2. Kelemahan adalah setiap kekurangan di dalam hal keakhlian
dan sumberdaya organisasi. Pertimbangan perlu diberikan bagaimana dapat
diobati, misalnya dengan pengambil-alihan, penggabungan atau pelatihan dan
pengembangan.
3. Peluang atau kesempatan menggambarkan peristiwa-peristiwa
di lingkungan luar yang menungkinkan organisasi mendapatkan keuntungan. Hal ini
timbul disebabkan oleh perubahan-perubahan teknologi, pasar dan produk,
perundang-undangan dan sebagainya.
4. Ancaman adalah bahaya atau masalah yang dapat menghancurkan
kedudukan organisasi. Contoh peluncuran produk baru oleh pesaing, perubahan
standar keamanan, perubahan model atau masalah-masalah yang timbul dengan
pemasok atau pelanggan.
Kekuatan dan
kelemahan berhubungan dengan perkembangan didalam organisasi,sedangkan peluang
dan ancaman timbul terutama dari lingkungan luar organisasi.
Pada taksonomi organisasi koperasi ini ada
beberapa aspek yang dapat menjadi kekuatan bila dapat berperan secara
berkesinambunan, dan dapat menjadi kekuatan besar dalam menentukan keberhasilan
organisasi dimasa mendatang. Seperti filosofi dan tata nilai yang berpedoman pada keinginan membantu “Mitra UKM yang terpercaya”, artinya dalam
tatanan kegiatan organisasi selalu menjadikan UKM golongan yang harus dibantu
dan ini merupakan jumlah terbesar dalam lingkup dunia usaha di Kaltim, sehingga
bila lapisan ini dapat terjangkau dan dipercaya oleh mereka (segmen UKM), maka
bukan hal yang mustahil organisasi koperasi ini akan tumbuh berkembang dengan
pesat. Komposisi anggota yang tidak terlalu banyak, mengingat organisasi
koperasi ini masih
baru, akan memudahkan dalam pengawasan
dan pembinaan, sehingga akan menjadi kekuatan tersendiri, karena semua unit
dalam struktur organisasi akan mudah diawasi dan dibina, akibatnya kinerja
organisasi koperasi menjadi tinggi, dan menjadi kekuatan bagi organisasi ini.
Struktur organisasi yang bersifat lini dan komponen-komponennya yang masih
terbatas yaitu dari ketua koperasi ke
majaer utama, kemudian ke manajer unit dan garis komando akhir ke kepala cabang
dimasing-masing unit, akan memudahkan mempermudah koordinasi dari masing-masing
jenjang kebawahnya, sehingga apabila ada persoalan atau
penyimpangan-penyimpanangan dalam hal kinerja atau perbuatan menyimpang, akan mudah terpantau dan dapat segera
diatasi. Peran teknologi yang sudah memadai, karena sudah merenggunakan sistem
komputerisasi serta peralatan lain, yang
juga mendukung, seperti telepon.
dan facsimile akan memudahkan dalam hal pelaksanaan tugas rutin organisasi
koperasi ini, sehingga tugas-tugas dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu, sehingga juga merupakan kekuatan bagi organisasi koperasi ini. Lingungan fisik yang mendukung, seperti
bangunan gedung, peralatan kantor yang memadai dan standar, juga akan mendukung
keberhasilan organisasi.
Pada struktur
organisasi yang menjadi kekuatan adalah ukuran organisasi, rentang kendali, jumlah tingkat hirarki,
struktur kewenangan, struktur status dan prestise dan jarak sosial yang tidak
komplek, akan memudahkan berjalannya organisasi dengan baik.
Pada proses organisasi yang
menjadi kekuatan adalah komunikasi, pengendalian, sosialisasi dan supervisi.
Sosialisasi di dalam organisasi sangat memegang peranan penting, karena
menyangkut memperkenalkan aturan dan tata nilai bagi anggota organisasi,
sehingga setiap anggota akan tahu secara pasti,
apa yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya serta imbalan dan
konsekwensinya untuk kemajun organisasi.
Pelaksanaan soialisasi di luar organisasi yang dilakukan melalui promosi secara kontinyu adalah merupakan hal yang
sangat strategis, untuk memperkenalkan
organisasi koperasi di tengah-tengah masyarakat, dan ini akan menjadi kekuatan
yang sangat mendukung kemajuan
organisasi, bila dilihat dari penerimaan masyarakat terhadap organisasi koperasi
tersebut.
Pada individu
dalam organisasi, semua aspek belum menunjukkan kekuatan yang sempurna, berbeda
dengan kepemimpinan dalam organisasi
yang menunjukkan kekuatan adalah gaya kepemimpinan yang bersifat demokratis, berarti semua komponen baik pembina, pengurus
dan karyawan akan bekerja dengan baik,
karena pengelolaan organisasi dilakukan secara terbuka dan professional,
perbuatan pemimpin yang memperhatikan aspirasi bawahan dan sifat-sifat pemimpin
yang penuh pengertian dalam memberikan tugas dan tanggungjawab serta insentif yang sesuai dengan kinerjanya,
merupakan hal yang mendorong suatu keberhasilan, bila pemimpin akan dicintai
oleh bawahan dan komunitasnya.
Analisa SWOT organisasi Koperasi Simpan Pinjam Etam Mandiri Sejahtera
Kekuatan
|
Kelemahan
|
A. Taksonomi Organisasi :
1. Filosofi dan tata nilai
2. Komposisi anggota
3. Struktur Organisasi
4. Teknologi
5. Lingkungan fisik
B. Struktur Organisasi :
1. Ukuran
2. Rentang Kendali
3. Jumlah tingkat
hirarki
4. Struktur keuangan
5. Struktur Status dan
prestise
6. Jarak Psikologis
C. Proses Organiasai :
1. Komunikasi
2. Pengendalian
3. Sosialisasi
4. Supervisi
D. Individu dalam
organisasi
Semua aspek
mempunyai kekuatan
tetap belum sempurna
E. Kepemimpinan :
1. Gaya kepemimpinan
2. Yang harus dilakukan
pemimpin
3. Sifat-sifat pemimpin
|
A. Taksonomi Organisasi
1. Tujuan
Organisasi
2. Ciri-ciri
waktu/Komposisi
anggota
B. Struktur Organisasi
1. Struktur
Komunuikasi
2. Struktur
Tugas
C. Proses Organisasi :
1. Hubungan
antar
Peran
2. Koordinasi
D. Individu dalam
Organisasi
Semua aspek
masih
perlu diperbaiki
E. Kepemimpinan
1. Jenis
Kepemimpinan
|
Peluang
|
Ancaman
|
A. Taksonomi Organisasi
1. Filosifi dan tata nilai
2. Komposisi anggota
3. Teknologi
4. Lingkungan fisik
B. Struktur Organisasi
1. Ukuran
2. Rentang Kendali
3. Jumlah Tingkatan
Hirarki
4. Struktur Kewenangan
5. Struktur Status
6. Jarak Psikologi
C. Proses Organisasi
1. Komunikasi
2. Pengendalian
3. Sosialisasi
4. Supervisi
D. Individu dalam
Organisasi Semua aspek belun dapat
menjadi peluang yang
lebih baik.
E. Kepemimpinan
1. Gaya Kepemimpinan
2. Yang harus dilakukan
oleh pemimpin
3. Sifat-sifat pemimpin
|
A. Taksonomi Organisasi
1. Tujuan Organisasi
2. Ciri-ciri waktu/Komposisi anggota
B. Struktur Organisasi
1. Struktur Komunuikasi
2. Struktur Tugas
C. Proses Organisasi :
1. Hubungan antar Peran
2. Koordinasi
D. Individu dalam Organisasi
Semua aspek masih perlu diperbaiki
E. Kepemimpinan
1. Jenis
Kepemimpinan
|
Pada taksonomi organisasi yang menjadi
kelemahan adalah tujuan organisasi dan ciri-ciri atau
komposisi anggota perlu dilihat, karena kelemahan pada tujuan orgnaisasi
menyebabkan organisasi kurang memberikan arah pada pencapaian tujuan yang harus ditempuh dan keberhasilan
yang akan diraih. Tujuan yang terlalu ekstrim untuk mengejar nasabah
sebanyak-banyaknya agar memperoleh keuntugan yang sebesar-besarnya bagi organisasai, bila tidak terlaksana
dengan baik akan menjadi kelemahan bagi organisasi, karena sebagai kopesasi
tidaklah tepat kalau terlalu mengejar keuntungan, karena seperti kita
ketahui koperasi adalah oraganisasi
ekonomi yang berwatak sosial, artinya
walaupun organisasi ini bekerja untuk mencari keuntungan dan efisiensi, tetapi
sebagai organisasi koprerasi harus berwatak sosial dalam arti, aktivitas yang dilakukan adanya keinginan
membantu masyarakat ekonomi lemah untuk maju, misalnya memberi pelatihan dan
bimbingan pada nasabah yang menjadi pelanggannya. Sedangkan ciri-ciri waktu
yang perlu diperhatikan adalah lamanya pengabdian anggota, harus mendapatkan
pengakuan (reward) secara baik dari organisasi. Hal ini jangan sampai
terjadi adanya pengakuan dan penghargaan yang diberikan kepada anggota
organisasi yang tidak sesuai dengan norma organisasi. Setiap individu harus
mendaparkan reward, harus sesuai
kinerja dan prestasinya dan tidak bersifat subyektif. Apabila ini terjadi tentu
akan menjadi kelemahan bagi organisasi, karena individu dalam organisasi
menjadi tidak kompak, sehingga tujuan organisasi sulit tercapai.
Pada struktur
organisasi yang perlu mendapatkan perhatian
adalah struktur komunikasi dan struktur tugas, dimana komunikasi sangat
menentukan keberhasilan organisasi, mengingat organisasi koperasi ini bersifat
bisnis simpan pinjam, yang berusaha mencari nasabah. Oleh karena itu tanpa
adanya komunikasi yang baik antar anggota organisasi maupun dengan
pelanggannya, sehingga sedikit saja kelemahan yang timbul akan menjadi kendala
untuk kemajuan organisasi. Pada proses organisasi yang sangat berperan adalah
pola hubungan antara peran dan pengkoordinasian. Struktur peran yang tidak
jelas serta tumpang-tindihnya tugas yang diberikan, akan mempersulit dalam hal pengkoordinasian
tugas dan peran yang ditampilkan, sehingga tanpa adanya hubungan antar peran
dan koordinasi yang baik, organisasi akan sulit berkembang.
Pada individu
dalam organisasi hampir semua aspek mempunyai kelemahan sehingga perlu
ditingkatkan. Jenis kepemimpinan juga memegang peranan penting untuk kemajuan
organisasi. Jenis kepemimpinan kini yang dipegang oleh seseorang yang demokratis, dipilih
melalui mekasisme rapat anggota tahunan, namun dalam pelaksanaanya bersifat mutlak
akan mematikan motivasi bawahan, sehingg hal ini dapat menjadi kelemahan, bila
tidak diperhatikan secara baik.
Pada taksonomi
organisasi yang menjadi peluang adalah
filosofi dan tata nilai, komposisi anggota, teknologi dan lingkungan fisik. Ini
disebabkan setiap items dari struktur organisasi merupakan kekuatan yang
melahirkan peluang. Pola struktur
organisasi dari pimpinan sampai cabang bila berjalan dengan baik, sesuai dengan
fungsi dan peranan masing-masing, maka
semua orang menaruh kepercayaan pada organisasi tersebut. Apalagi bila ini bersifat bisnis, kepercayaan dapat
menunjang keberhasilan organisasi.
Pada struktur
organisasi yang menjadi peluang adalah
ukuran organisasi, rentang kendali, jumlah tingkatan hirarki, struktur
kewenangan, struktur tugas dan jarak psikologis. Kesemuanya ini juga dapat
merupakan peluang, bila semua items berjalan baik, karena struktur organisasi yang baik
menentukan kemampuan organisasi tersebut.
Pada
proses organisasi yang dapat menjadi
peluang adalah komunikasi, pengendalian, sosialisasi dan supervisi. Diantara
yang terpenting adalah komunikasi dan sosialisasi. Komunikasi yang baik akan
berpengaruh pada pelayanan terhadap pelanggan, demikin pula sosialisasi
menentukan pula keberhasilan dalam menghimpun anggota atau pelanggan. Untuk
kepemimpinan yang menjadi peluang adalah gaya kepemimpinan, perbuatan pemimpin
dan sifat-sifat pemimpin. Gaya, perbuatan dan sifat pemimpin yang baik, akan membawa organisasi kearah perbaikan
secara berkesinambungan. Keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi atau kelompok
sangat tergantung pada pemimpinnya dan motivasinya untuk memajukan organisasi.
Tanpa pimpinan yang baik, maka organisasi sulit untuk meraih kesuksesan dimasa
mendatang.
Pada taksonomi
organisasi yang menjadi ancaman adalah tujuan organisasi, struktur organisasi.
Ini disebabkan tujuan organisasi yang belum baik akan menjadi ancaman bagi
pengembangan organisasi dimasa mendatang. Demikian pula dengan struktur organisasi yang belum baik
akan menjadi ancaman kelancaran pelaksanaan tugas dalam organisasi, sehingga terjadi tumpang tindih dalam
pelaksanaan tugas dan peranan, akhirnya produktivitas koperasi akan menurun.
Pada struktur organisasi yang menjadi ancaman adalah struktur komunikasi dan struktur tugas. Tanpa struktur komunikasi
dan struktur tugas yang baik akan mengancam kelancaran tugas yang dilaksanakan.
Berakibat organisasi koperasi ini akan sulit meraih lebih banyak nasabah simpan
pinjam. Pada proses organisasi yang menjadi ancaman adalah pola hubungan antar
peran dan koordinasi. Tanpa hubungan antar peran dan koordinasi yang baik, maka
organisasi tersebut tidak solid dan pelaksanaan tugasnya akan tumpang
tindih dan efektivitas kerja tidak tercapai. Hampir semua aspek dari individu dalam organisasi menjadi ancaman bila tidak dilaksanakan perbaikan,
karena keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh orang-orang yang ada
didalam organisasi. Untuk jenis kepemimpinan yang akan menjadi ancaman, bila
pemilihan jenis kepemimpinan yang dilakukan tidak tepat. Jenis kepemimpinan
yang bersifat lini, tidak akan menimbulkan inisiatif yang baik bagi anggota
organisasi. Padahal kemampuan anggota organisasi dalam berinisiatif sangat
menentukan keberhasilan organisasi untuk
mencapai tujuan dimasa mendatang.
NAMA : RACHMA ANNASTARI
NPM : 25211695
Tidak ada komentar:
Posting Komentar