Analisis Jurnal
Judul : Analysis of the Effect of Corporate
Social Responsibility on Financial Performance With Earnings Management as a Moderating Variable
Oleh : Rahmawati, Sebelas Maret University,
Surakarta, Indonesia
Putri Septia Dianita, Bank Negara Indonesia, jakarta,
Indonesia
Abstrack
This study aims
to obtain
empirical evidence about the effect on the activity of earnings management practices of
Corporate Social Responsibility (CSR), and
further examine
the impact of these relationships (earnings
management and CSR) effect on the financial performance of companies in
the future. Samples used in this study
were 27 companies listed in Indonesia
Stock Exchange during the years 2006-2008. Data collected by puposive
sampling method and statistical method used is
ordinary least square regression. The study provides empirical evidence that companies
that engage in the practice of earnings management have no influence on CSR activities.
In addition, the second hypothesis, based
CSR explained that the activities associated with
earnings management practices negatively
affect the company’s financial performance in the future.
Keywords: corporate social responsibility, earnings management,
corporate financial performance
Data :
Semua data untuk mengembangkan model dari studiini adalah data sekunder yang diambil dari tahunankeuangan laporan (laporan tahunan) perusahaanmanufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)untuk tahun fiskal 2006-2008. Sumber data penelitian yang Diperoleh dari penerbitan
laporan keuangan yang Diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia (www.idx.co.id),
Fakultas Ekonomi sudut Indonesia Stock Exchange [BEI] Sebelas Maret University, Database Program Master of Science di
Universitas Gadjah Mada, PDBE
(Pusat Databisnis dan ekonomi Fakultas Ekonomi dan bisnis)Universitas Gadjah Mada dan direktori pasar modalIndonesia (ICMD).
Variabel
Model penelitian ini terdiri dari empat variabel, yaituvariabel independen, moderasi, bergantung pada, dankontrol. Berikut adalah deskripsi dari definisioperasional dan pengukuran dari setiap variabel.
Variabel dependen
Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Variabeluntuk menguji hipotesis
pertama penelitian ini adalah
CSR. CSR diukur dengan menggunakan indeks sosialpengungkapan yang adalah variabel dummy. Daftardilakukan dengan melihat tanggung
jawab sosial perusahaan pengungkapan dalam tujuh Kategori:keselamatan lingkungan, energi, kesehatan dan tenaga
kerja, dll pada tenaga
kerja, produk, keterlibatanmasyarakat, dan umum ( Sembiring, 2005). Kategori inidiadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Hackstondan Milne (1996). Setelah disesuaikan dengan kondisidi Indonesia itu diperoleh item pengungkapan 78untuk sektor manufaktur.
Kinerja keuangan perusahaan (CFP). Variabel dependenuntuk menguji hipotesis kedua dari penelitian iniadalah kinerja keuangan perusahaan atau kinerjakeuangan. Kinerja keuangan diukur menggunakankembali on Asset (ROA). ROA adalah rasio labasebelum pajak nilai total aset.
Variabel independen: Manajemen pendapatan
Penelitian ini menggunakan akrual variabel Jonesmodel kepatuhan Dechow, Sloan dan Sweeney (1996)untuk mendeteksi manajemen pendapatan. Totalakrual terdiri dari komponen discretionary dantindakan
rutin. Total akrual Diperoleh dari perbedaan antara penghasilan dan operasi arus kas.
Moderat variabel: Manajemen pendapatan
Analisis data :
Berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan sampel,jumlah sampel dalam studi ini
adalah 27 perusahaan dengan 81 pengamatan. 81 pengamatan, ada tiga
outliers data yang dihapus dari sampel.Model regresi yang digunakan dalam penelitian initelah lulus uji dari asumsi klasik, yaitu Multikolinearitastes, tes Autokorelasi, uji heteroscedasticity dan ujinormalitas. Tabel 1 hadiah
hasil uji statistik model (5) terkait dengan pertamahipotesis diuji dalam studi ini.
Hipotesis pertama menunjukkan bahwa penghasilanmanajemen variabel koefisien (DAC) positif dengan nilaip 0,019 dan 0.556. Hal
ini menunjukkan bahwa penghasilan manajemen memiliki pengaruh positifpada tanggung
jawab sosial perusahaan, t etapi tidaksecara empiris didukung. Hal
ini menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan tidak penghasilanmanajemen yang terbukti untuk meningkatkan
kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan sebagaisebuah strategi parit. Dengan
demikian hipotesispertama dari studi ini ditolak. Dengan kata lain, hasilpenelitian ini memberikan bukti empiris bahwamanajemen melakukan praktik-praktik pengelolaan
penghasilan tidak terbukti meningkatkan program CSRsebagai upaya pertahanan untuk menutupimanajemen praktik manajemen pendapatanstakeholder sorotan. Hasil tidak
konsisten dengansebelum etal. (2008) yang menyatakan
bahwasemakin tinggi tingkat manajemen pendapatan,semakin besar kegiatan CSR sebagai upaya paritstrategi.
Namun, Variabel kelembagaan kepemilikan dankepemilikan publik secara
signifikan mempengaruhiCSR. Hasil ini menunjukkan bahwa kepemilikan publiklebih
besar dan kelembagaan kepemilikan dapatmendorong manajemen untuk meningkatkan CSRprogram.
Tabel 2 menunjukkan nilai penentu koefisien (R-squared) dari hasil pengujian regresi model (6) adalah0.255 (25.5%) berarti bahwa penghasilan manajemen,CSR, interaksi antara manajemen pendapatan dan CSR,perusahaan ukuran, ukuran papan, kelembagaankepemilikan, dan leverage dapat menjelaskan variasi25.5% kinerja keuangan perusahaan, sisanya dijelaskanoleh faktor-faktor lain di
luar model penelitian ini.ANOVA hasil tes menunjukkan bahwa F-ujian 0.007dan signifikan pada tingkat 1%, berarti bahwa modelregresi yang cocok untuk digunakan sebagai modelprediktif atas kinerja keuangan perusahaan, atau dapatmengatakan bahwa penghasilan manajemen, CSR,interaksi antara manajemen pendapatan dan CSRperusahaan, ukuran papan, kelembagaan kepemilikandan ukuran leverage bersama-sama pengaruhterhadap kinerja keuangan perusahaan.
Hipotesis kedua menunjukkan bahwa koefisienmanajemen pendapatan variabel interaksi dan CSR(DAC × CSR) – 0.557 nilai negatif dan nilai p 0.063. Hal
ini menunjukkan bahwa interaksi manajemenpendapatan dan CSR negatif yang berkaitan dengankinerja keuangan perusahaan dan secara
empiris didukung pada tingkat 10%. Dengan demikian hipotesis kedua penelitian ini diterima.
Hasil inimenafsirkan bahwa tingkat yang lebih tinggi manajemen
pendapatan yang mengarah kepeningkatan program CSR memburuk kinerjakeuangan perusahaan di masa
depan. Hasil konsisten dengan sebelum et al. (2008)
yang melaporkan bahwa tingkat yang lebih tinggi manajemen pendapatan,
CSRnegatif mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan dimasa
depan karena CSR program yang digunakan olehmanajemen sebagai bentuk parit strategi untukmenutupi praktik manajemen pendapatan yang dapatmerusak kepentingan stakeholder. Sebelum et al.(2008) juga menjelaskan bahwa manajemen punya duaalasan untuk penghasilan manajemen sebagai salah
satu cara untuk memenuhi kepentingan stakeholder:pertama, sebagai tindakan pencegahan dalammengantisipasi stakeholder sorotan terhadap tindakanmanipulasi penghasilan yang bisa membahayakanposisi mereka dalam perusahaan; kedua, sebagai alatpertahanan diri bahwa manajemen cenderung untukmenyelaraskan kepentingan berbagai pemangku
kepentingan.
Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendapatkan bukti-bukti empiris tentang efek dari praktek-praktek manajemen pendapatan tanggung jawab sosial perusahaan. Studi ini juga bertujuan untuk menguji apakah tanggung jawab sosial perusahaan yang berkaitan dengan praktek-praktek pengelolaan penghasilan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan di masa
depan. Berikut adalah kesimpulan dari penelitian berdasarkan pengujian hipotesis:
(1) pengujian hipotesis pertama ditolak sehingga praktek manajemen pendapatan tidak berpengaruh pada kegiatan tanggung
jawab sosial perusahaan (CSR). Namun, Variabel
kelembagaan kepemilikan dan kepemilikan publik secara
signifikan mempengaruhi CSR.
(2)
pengujian hipotesis kedua diterima, berarti bahwa kegiatan tanggung
jawab
sosial perusahaan (CSR) terkait dengan praktek-praktek
pengelolaan penghasilan mempengaruhi
kinerja keuangan perusahaan di masa depan. Selain itu,
pendapatan manajemen variabel (DAC), CSR,
interaksi antara manajemen pendapatan dan CSR, kelembagaan kepemilikan dan kepemilikan publik secara
signifikan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan di masa
depan.