Seperti yang kita ketahui bersama, pengguna bus Transjakarta saat
ini dari hari ke hari semakin bertambah banyak, tidak peduli waktu, terlebih
lagi saat jam-jam berangkat dan pulang kerja, calon penumpang baik pria dan
wanita antri memanjang karena selain tarif yang relatif murah, bus Transjakarta
terbukti mampu menembus kepadatan lalu lintas jalan-jalan ibukota.
Kepadatan calon penumpang pria dan wanita yang membaur dalam 1
halte/bus ini tentu perlu mendapat perhatian khusus bagi Pemprov DKI sebagai
pengelola, terbukti dengan sering terjadinya perlecehan seksual di dalam
halte/bus, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
Perlecehan seksual dalam bus Transjakarta ini harus segera
dihindari dengan cara memisahkan 1 bus khusus untuk wanita, seperti layaknya
KRL yang telah memisahkan 1 gerbong Kereta Khusus Wanita. Tentu dengan
terpisahnya 1 bus Transjakarta khusus wanita maka perlecehan seksual ini dapat
di minimalisir.
Berbeda dengan pemisahan penumpang (pria dan wanita) di dalam bus
Transjakarta pada saat sekarang ini, yang terkadang karena penuh sesaknya, maka
penumpang wanita kerap membaur ke dalam kelompok pria, sehingga terjadilah
perlecehan seksual itu.
Hal ini menjadi penting, agar para bakal calon penumpang yang saat
ini masih menggunakan kendaraan pribadi (mobil/motor) akan lebih memilih
menggunakan bus Transjakarta, terlebih lagi bakal calon penumpang yang masih
anak-anak hingga mahasiswi, tentu dengan terpisahnya kelompok anak-anak &
wanita dalam 1 bus ini akan memiliki rasa aman dan nyaman saat berpergian.
Pemisahan Bus Transjakarta Khusus Wanita ini, bersifat urgent
terlebih lagi dengan dengan rencana penambahan hingga 1.000 unit di tahun 2014
ini. haruskah pelaku-pelaku perlecehan seksual leluasa di antara 1.000 unit bus
Transjakarta itu? tentu sedini mungkin kita harus mencegahnya.
Semoga Pemprov DKI Jakarta bersedia menyiapkan bus Transjakarta
Khusus Wanita & anak-anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar